Thursday 4 October 2018

Gluten Free - The Science Behind The Trend (CBC Marketplace)


Sebagian besar masyarakat Kanada mempercayai atau berasumsi bahwa produk-produk gluten free lebih sehat dibandingkan produk reguler yang serupa (non-gluten free). Hal tersebut ditunjukkan banyaknya produk gluten free di toko-toko umum yang mudah ditemukan. Asumsi masyarakat mengenai anggapan bahwa produk gluten free lebih menyehatkan diperoleh dari artikel-artikel di koran atau majalah, dan dari pernyataan atau endorsement dari para selebriti. Dalam artikel-artikel tersebut disebutkan bahwa konsumsi produk gluten free dapat mengurangi gejala negatif pada kesehatan, mengecilkan ukuran perut (menghilangkan buncit perut), dan juga menurunkan berat badan. Akan tetapi, bagi sebagian kecil masyarakat Kanada yang memiliki celiac disease, konsumsi produk gluten free merupakan sebuah kebutuhan, bukan pilihan gaya hidup.

Penderita celiac disease di Kanada mencapai 35.000 orang, akan tetapi tercatat masyarakat yang mengonsumsi produk gluten free mencapai 4.000.000 orang. Penderita celiac disease memiliki kelainan sistem imun yang mengganggap gluten sebagai alergi. Jika penderita celiac disease mengonsumsi gluten, dapat memberikan dampak fisik seperti kembung, perut membesar, bahkan sampai gangguan emosional.

Masyarakat umum di Kanada sendiri kurang memahami apa arti dari gluten sendiri. Ada masyarakat yang mendefinisikan gluten sebagai komponen buruk dalam pangan seperti lemak, kalori, ada juga yang mendefinisikan sebagai bagian pati, komponen dalam gandum, atau bahkan sebagai sebuah tren. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai gluten tersebut yang dimanfaatkan para produsen dalam memasarkan produk gluten free. Selain itu, produsen juga memanfaatkan persepsi masyarakat yang menginginkan hal yang sederhana dan dapat mengatasi masalah kesehatan.

Produk gluten free sendiri memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan produk reguler lainnya. Hal tersebut didasarkan klaim perusahaan yang menyatakan dalam memproduksi produk gluten free membutuhkan proses produksi yang lebih rumit sehingga harga produk juga akan lebih mahal. Namun, apakah harga lebih mahal tersebut sebanding dengan kandungan nilai gizi atau nutrisinya? Masyarakat selalu berasumsi bahwa produk yang lebih mahal pasti juga lebih sehat. Nyatanya, produk gluten free jika dibandingkan dengan produk reguler serupa ternyata memiliki lebih banyak kalori, sodium, lemak, gula, dan lebih sedikit serat. Serat merupakan salah satu komponen nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan.

Promosi industri mengenai produk gluten free sebagai langkah pola hidup sehat termasuk salah satu bagian marketing. Pasar menginginkan pesan yang rumit sehingga dapat menjual berbagai macam produk yang dapat menarik pelanggan seperti magic food, super food, dan sebagainya. Salah satu perusahaan yang mempraktikkan hal tersebut yaitu Udi’s. Timothy Caulfield (kepala institusi hukum kesehatan di Universitas Alberta) mengatakan bahwa belum terdapat bukti ilmiah yang menyatakan hubungan kausalitas konsumsi produk gluten free dengan efek lebih sehat, lebih bahagia, dan berenergi. Meski demikian, Udi’s tetap mempromosikan bahwa produk gluten free dapat memberikan energi lebih, dan bahkan mengurangi gejala autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Padahal belum terdapat bukti ilmiah mengenai hubungan hal-hal tersebut. Selain itu, Udi’s juga menyatakan bahwa tidak ada kerugian dalam mempraktikkan pola diet gluten free. Padahal menurut Caulfield, tentu ada kerugian yaitu dari sisi harga yang lebih mahal, kesulitan untuk dimakan (challenging to eat), dan lainnya. 

Akan tetapi, masih terdapat sebagian kecil masyarakat Kanada yang mempercayai bahwa kebanyakan orang (yang tidak memiliki celiac disease) tidak memerlukan produk gluten free.

No comments:

Post a Comment