Thursday 8 November 2018

Three Perspectives on Sustainable Food Security


Tulisan kali ini akan mengulas mengenai jurnal dengan judul “Three Perspectives on Sustainable Food Security: Efficiency, Demand Restraint, Food System Transformation. What Role for LCA?” yang ditulis oleh Tara Garnett pada tahun 2013.

            Masalah mengenai makanan telah menjadi isu dunia yang banyak mengundang perhatian. Meningkatnya populasi dunia secara cepat menyebabkan pesatnya kenaikan permintaan akan sumber daya, lahan, dan pangan. Peningkatan permintaan yang tidak diikuti dengan pasokan sumber daya yang memadai dapat menyebabkan isu kelaparan. Ditambah lagi perubahan kondisi lingkungan, dan emisi perusak lingkungan hasil proses produksi yang memperburuk situasi dalam memproduksi makanan. Masalah pangan lainnya yaitu ketidakadilan dalam segi distribusi yang menyebabkan terjadinya dua situasi bertolakbelakang (obesitas dan kekurangan nutrisi). Melihat kedua masalah pangan tersebut, diperlukan pengaturan dan penataan kembali sistem pangan untuk dapat menghasilkan pangan yang mencukupi dengan dampak lingkungan minim.
            
Garnett menyatakan bahwa terdapat 3 perspektif yang berkaitan dengan keberlanjutan sistem pangan, yaitu sebagai berikut:

Efficiency
Fokus pada perspektif efisiensi yaitu meningkatkan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Peningkatan produktivitas tersebut dapat dicapai melalui pemanfaatan teknologi dan manajerial yang tepat. Menurut perspektif ini, dengan meningkatkan produksi maka dapat mengurangi dampak lingkungan. Metrik pengukuran dampak yaitu kg produk/emisi sehingga jika dalam suatu proses efisiensi produksi dimana hasil produksi dapat ditingkatkan dengan jumlah emisi yang sama maka dianggap lebih ramah lingkungan.
Selain itu, land sparing juga dapat dicapai melalui penerapan perspektif efisiensi. Awalnya, dalam memenuhi kebutuhan yang meningkat diperlukan pembukaan lahan baru untuk meningkatkan jumlah produksi. Akan tetapi, melalui peningkatan produktivitas dimana dengan jumlah lahan yang sama dapat menghasilkan produk lebih banyak, tidak diperlukan lagi pembukaan lahan baru untuk proses produksi.
            LCA dalam perspektif ini dapat membantu mengidentifikasi performa dari masing-masing teknik produksi, teknik manakah yang menghasilkan dampak lingkungan paling rendah. Perspektif efisiensi hanya berfokus pada kuantitas (jumlah) produksi, tetapi tidak terlalu memperhatikan kualitas nutrisi produk, dan dimensi ketahanan pangan lainnya seperti akses, utilitas, dan stabilitas.

Demand Restraint
Berbeda dengan perspektif sebelumnya, perspektif demand restraint berfokus pada konsumen. Menurut perspektif ini, penyebab utama dari krisis lingkungan yaitu konsumsi berlebihan oleh konsumen sehingga pembatasan konsumsi merupakan prioritas utama yang perlu diperhatikan. Dalam perspektif ini, LCA digunakan untuk mengidentifikasi kebiasaan konsumsi mana yang mendorong produksi berlebihan.
Dalam perspektif ini, ditekankan bahwa produk nabati “lebih baik” dibandingkan produk hewani karena produk nabati dianggap dapat memenuhi nutrisi secara seimbang dengan hasil emisi gas rumah kaca lebih rendah. Misalnya, pemberian biji-bijian sebagai pakan hewan ternak dianggap “boros” karena akan lebih efisien jika biji-bijian langsung dikonsumsi oleh manusia. Perspektif ini menyoroti tata cara distribusi pangan yang tidak merata dan pola konsumsi yang memakan banyak sumber daya.

Food System Transformation
Jika perspektif efficiency berfokus pada sistem produksi, perspektif demand restraint berfokus pada sistem konsumsi, maka perspektif food system transformation mempertimbangkan produksi dan konsumsi sebagai satu kesatuan yang mempengaruhi sistem pangan. Menurut perspektif ini, kedua hal tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan interaksinya dalam sistem pangan. Perspektif ini menyoroti bahwa masalah yang dihadapi sistem pangan merupakan masalah sosial ekonomi.
Menurut perspektif ini, dalam mencapai keberlanjutan sistem pangan, tanggung jawab tidak dapat dibebankan kepada individu saja, melainkan pada sistem. LCA dalam perspektif ini memiliki keterbatasan karena metrik sederhana dalam LCA untuk menilai dampak lingkungan tidak dapat menggambarkan berbagai interaksi antar komponen dalam sistem pangan.

Ketiga perspektif tersebut dapat digunakan secara terpisah atau digabungkan oleh setiap individu atau institusi pada waktu dan tingkat yang berbeda sesuai dengan situasi atau kondisi yang ada. Gabungan ketiga perspektif tersebut diperlukan dalam menangani masalah keberlanjutan, tetapi diperlukan pemahaman mengenai prinsip dan nilai dasar dari masing-masing perspektif.


No comments:

Post a Comment